Pentingnya Pemetaan SK dan KD dalam mengembangkan silabus berkelanjutan

23.46

Sudahkah guru melakukan pemetaan silabus pada rpp-nya? Selain berguna untuk menentukan alur pembelajaran, pemetaan SK dan KD juga berguna untuk mencapai target pembelajaran

Pemetaan SK dan KD
Pemetaan SK dan KD. Photo:ilustrasi
Pemetaan SK / KD dalam menyusun Silabus terkadang tidak disertai telaah yang mendalam. Memang dalam menyusun silabus, pemetaan SK/KD menjadi hal tersulit dilakukan oleh guru. Yang menjadi pertanyaan apakah silabus yang Anda susun sudah melalui pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK/KD)? Apakah Anda langsung menyusun silabus? Dapatkah silabus langsung disusun tanpa melalui pemetaan? Pernahkah Anda menyusun silabus tanpa pemetaan?

Apa jawaban guru-guru atas pertanyaan di atas? Yup, tidak mungkin silabus disusun tanpa melalui pemetaan. Pada waktu guru pertama kali diminta untuk menyusun silabus, apakah pada waktu itu menyusunnya melalui pemetaan? Silabus yang pertama menjadi milik sekolah, apakah disusun sendiri oleh guru-guru? Kenyataannya tidak, guru-guru memperoleh silabus yang sudah jadi dari MGMP, ada yang download contoh silabus dari internet. Silabus itu diperoleh tanpa pemetaan, bukan berarti si penyusun silabus itu tidak melalui pemetaan.

Memetakan dan menganalisis SK/KD

Dewasa ini guru diminta untuk menganalisis/memetakan SK/KD sebelum menyusun silabus dan silabus tahun lalu harus dikembangkan. Bagaimanakah Anda menganalisis/memetakan SK/KD? Mudahkah pemetaan ini? Apa yang harus Anda perhatikan dalam memetakan SK/KD?

Untuk memetakan SK/KD, sekolah telah menyediakan format pemetaan tersebut, kemudian dalam MGMP sekolah guru menganalisis bersama-sama. Pemetaan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat berpikir siswa yang digunakan dalam SK/KD.
  1. Awal kita harus perhatikan dahulu standar kompetensinya (SK), tingkat berpikirnya tergolong yang mana.
  2. Jika kalimat SK menyatakan isi materi/konsep dicapai melalui proses berpikir, maka kita gunakan tingkat berpikir dari Taksonomi Bloom, yaitu C1 s.d. C6. Lihat daftar kata kerja operasional yang terdapat dalam SK.
  3. Sedang apabila kalimat SK menunjukkan adanya kegiatan praktik (psikomotor), maka kita guna pengukuran ranah psikomotorik, yaitu P1 s.d. P4.

Setelah kita menentukan tingkat berpikir atau tingkat keterampilan psikomotor tertinggi untuk masing-masing SK, kita lanjutkan untuk Kompetensi Dasar-nya. Tingkat berpikir dan psikomotor tertinggi untuk KD harus sama dengan SK. Setelah itu, kita menentukan indikator yang secara berturut-turut diperlukan untuk mencapai KD tersebut.
  1. Untuk mencapai tingkat berpikir dan psikomotor suatu KD, maka tingkat berpikir dan psikomotor indikator dimulai dari yang terendah, ranah C1 atau C2 sudah cukup.
  2. Secara bertahap diharapkan proses berpikir itu meningkat hingga tingkat tertinggi tercapai (C6). Karena psikomotor membantu mempermudah proses berpikir siswa, maka tingkatan psikomotor cukup dipilih yang sesuai, tidak bertahap secara rinci seperti tingkat berpikir.

Semoga tahun pelajaran baru 2012 - 2013 silabus kita telah dilengkapi dengan pemetaan SK/KD.

Penulis

[1]Etna Rufiati

Sumber:

[1]

1 komentar: